Sinci ( Menyesal / Penyesalan ) adalah suatu bentuk rasa kecewa , tidak bahagia / perasaan tidak senang (susah, kecewa, dan sebagainya) karena telah berbuat kurang baik (dosa, kesalahan, dan sebagainya). Yang lebih parahnya penyesalan ini tidak datang di awal melainkan datang di akhir. Dan kalaupun penyesalan datangnya di awal berarti namanya bukan penyesalan. Melainkan permulaan..hehehe
Biarkan saya bergurau.
Balik lagi dengan saya Arya Anang Putra Manggali
Oke,,teman teman kali ini saya akan membahas masalah penyesalan.
Kenapa saya masukkan judul artikel ini dalam bahasa bima ??
karena saya berharap yang baca artikel ini orang orang bima.
Lanjut saja --->>>
Pada dasarnya kita manusia tentu sudah pernah merasakan suatu penyesalan atau rasa sesal di dalam hidup kita. Entah itu penyesalannya dalam hal kecil ataupun hal hal besar yang bahkan bisa membuat kita stress. Yang harus di ketahui teman teman apa saja sih penyebab dari penyesalan yang kita rasakan :
1. Terlanjur.
Ada pepatah mengatakan: nasi telah menjadi bubur. Mana bisa bubur dirubah dikembalikan lagi menjadi nasi, atau bahkan menjadi beras. Hal yang secara umum tidaklah mungkin terjadi.
Nasi telah menjadi bubur alias sudah terlanjur. Sepertinya ini yang menjadi sebab utama penyesalan. Berhubungan erat dengan waktu. Waktu yang berjalan dengan pasti. Tidak bisa diulang. Tidak bisa di-rewind, di-restart, atau di-reset.
Karena itu layak berhati-hati memperhatikan “terlanjur” sebagai penyebab menyesal yang pertama. Intinya adalah menghargai waktu, detik demi detik. Sekali lagi, waktu tidak bisa diulang. Jangan sampai terlanjur.
2. Ternyata.
Ternyata. Adalah suatu ungkapan dari seolah tidak ada kesengajaan. Tidak mengira atas suatu keadaan. Sebagai penyebab yang kedua, “ternyata” adalah pada keadaan yang buruk. Seperti ungkapan berikut: “Oh, ternyata keadaannya menjadi seburuk ini.”
Maka, waspada pada penyebab yang kedua ini, yaitu “ternyata”, untuk bertindak hati-hati dan penuh perhitungan dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan setelah mengambil keputusan, agar tidak menyesal.
Intinya adalah memikirkan akibat dari suatu keputusan yang dilaksanakan perbuatan. Biarpun kadang memang ada hal yang terduga, namun apa salahnya toh memikirkan akibat dari tindakan sebelum bertindak.
Menimbang-nimbang itu perlu. Walaupun memang ada berpendapat untuk jangan terlalu banyak pertimbangan, karena akan menjadi orang yang peragu-ragu. Kemudian akan berkata: “aku tidak akan menyesal.”
Apa iya jika keadaan ternyata menjadi benar-benar buruk, lantas sama sekali tidak menyesal sedikitpun? Saya kok tidak yakin dengan komitmen tidak akan menyesal itu.
3. Terjadi.
Terlanjur ternyata terjadi. Setelah menghargai waktu, memperhitungkan atas suatu tindakan, selanjutnya adalah kejadian, sudah terjadi. Nyata. Dirasakan akibatnya.
Pentingnya berhati-hati pada penyebab menyesal yang ketiga ini, salah satunya adalah dari pengalaman yang sudah pernah mengalami. Mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain. Kadang tidak perlu mengalami sendiri untuk tahu. Agar tidak terjadi hal-hal yang ternyata akan terlanjur tidak baik.
4. Tidak Baik.
Tentu saja hal “tidak baik” menjadi penyebab menyesal yang ke-empat. Jika baik, mana mungkin menyesal?
Pentingnya berhati-hati pada penyebab yang ke-4 ini adalah agar berusaha menilai, suatu tindakan akan bagaimana terjadi. Agar tidak menyesal, atau bahkan menjadi penyesalan seumur hidup.
– – – – – – – – – – – – – –
Sebaiknya memang jangan menyesal. Walaupun menyesal itu manusiawi dan wajar, sebab kita bukan malaikat. Namun penyesalan yang terlalu dalam, bisa menjurus pada menyalahkan. Menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain, atau bahkan menyalahkan Tuhan (jika percaya ada-Nya).
Akibat dari penyesalan terlalu dalam adalah putus asa. Tegas dan jelas: jangan putus asa. Apa yang terjadi adalah yang terbaik, selama kita menjadi manusia taat.
Seperti judul sebuah lagu “Hadapi dengan Senyuman”. Ambil hikmahnya. Menyesal sebentar saja, setelah itu secepatnya bangkit. Hidupkan kreatifitas dan berpikir positif. Jadikan penyesalan sebagai pemicu, untuk terus bergerak maju, raih kegemilangan di masa yang ada di depan.
Kalau katanya dilan jangan rindu , rindu itu berat , kamu nggak akan kuat
Kalau katanya saya yang berat itu adalah terlarut dalam suatu penyesalan
Jadi,, hati hati sebelum bertindak / memulai sesuatu jangan sampai penyesalan menjadi akhir dari perjalanan.
Fiki fiki kadua kali ampo mu langga ro teda
Dahu adeta ncara langga mu
Ede ndi mai kai ba sinci
Inggo na mo'da sinci
Sinci ma ncewi ndi mai kai ba ringu ro da ncihi soji...
Follow Akun sosial media saya :
Instagram : aryaanangputramanggali_56
Facebook : Arya Anang Putra Manggali
Whats app : 085339256669
Line : manggalirap_56
Youtube : Arya Anang Putra Manggali
Luar biasa, sangat menginspirasi. Semoga tetap berkarya dalam menulis.
BalasHapus